Bandung Barat - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan bahwa peletakan batu pertama (groundbreaking) Tempat Pengolahan dan Pemrosesan Akhir Sampah (TPPAS) Legoknangka, Bandung, Jawa Barat, akan dilakukan pada akhir Agustus 2024. "Mengenai Legoknangka, Presiden Jokowi mengatakan bahwa ia berharap dapat melakukan peletakan batu pertama pada akhir bulan ini (Agustus). Ini akan memakan waktu dua tahun untuk menyelesaikannya," ujar Menko Luhut, yang mengunjungi Sektor 9 di Sungai Chitalum, Bandung Barat, pada hari Sabtu. Luhut mengatakan bahwa proyek TPPAS Legok Nangka diharapkan menjadi pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSa), yang mampu mengelola 2.000 ton sampah per hari. "Jadi Legok Nangka ini mengelola 2.000 ton sampah per hari. Jadi tidak terbayangkan kalau itu jadi pembangkit listrik," katanya.
Lebih lanjut ia mengatakan bahwa Pemerintah Provinsi Jawa Barat juga akan menerapkan pengelolaan sampah di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) dengan menggunakan insinerator untuk mengurangi timbulan sampah yang masuk ke TPPAS Legok Nangka. "Ada 17 TPST yang dibangun di sini Jawa Barat yang dapat mengolah 1.281 ton sampah per hari. Dan ada 10 insinerator dengan kapasitas 2.000 ton per hari. Jadi untuk mengurangi jumlah sampah yang dibuang ke Legok Nangka, kami akan mengoperasikan insinerator lokal," katanya. Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Jawa Barat, Bey Triadi Machmudin, mengatakan bahwa TPPAS Legok Nangka, yang menampung sampah dari Bandung Raya - Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kota Cimahi, serta Kabupaten Garut dan Kabupaten Sumedang - mengakibatkan penumpukan sampah di mana-mana, terutama setelah kebakaran di TPA Salim Kencana. terutama setelah kebakaran di TPA Salim Kuti, sangat diantisipasi, katanya. "Di Jawa Barat, sampah telah menjadi masalah utama selain transportasi, terutama setelah kebakaran di TPA Salim Kuti; melalui dukungan dan kerja sama dari Kemenko Marves, Kemenko Perekonomian dan juga PT PII, Legoknangka yang akhirnya diresmikan pada tahun 2002, Atau 22 tahun kemudian, saya deg-degan, tapi hanya ada satu PKS yang saya yakin," kata Bey.

Bapak Bay berharap proyek ini akan dipermudah dengan adanya komitmen dari bupati/walikota terkait Legoknangka, khususnya terkait pengelolaan sampah secara kualitatif dan kuantitatif. "Dengan kerja sama dan komitmen seluruh pemangku kepentingan, saya yakin TPPAS Regional Legok Nangka ini akan menjadi solusi yang efektif dan berkelanjutan dalam mengatasi permasalahan sampah di Jawa Barat," ujarnya.