Cimahi - Kementerian Perumahan dan Perumahan Rakyat kota Cimahi, Jawa Barat, mengatakan sebanyak 495 rumah tak layak huni milik warga di wilayah tersebut mulai direnovasi pada tahun 2024.

" Sebanyak 495 rumah yang direnovasi terdiri dari rumah yang direnovasi dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Chimahi (APBD) dengan harga satuan 395 rupiah 25 juta dan rumah yang direnovasi dalam anggaran Jawa Barat dengan harga satuan 100 rupiah 20 juta," kata kepala Daerah Pemukiman Perumahan (DPKP) Kota Chimahi Endang di Chimahi, Jumat.

Endang bertujuan untuk memperbaiki sekitar 600 rumah secara cuma-cuma setiap tahunnya, sehingga diharapkan rumah-rumah yang tidak dapat ditinggali di Cimahi dapat rampung.

"Kami bertujuan untuk memperbaiki 600 rumah setiap tahun dengan dana dari APBD. Mudah-mudahan dalam 2-3 tahun ke depan bisa kita catat dan selesaikan agar tidak ada lagi penambahan rumah yang tidak layak huni," katanya.



Dikatakannya, dari total 124.000 rumah yang ada di kota Chimahi, dari 1.300 unit tersebut tergolong tidak layak huni karena dilihat dari fisik bangunannya, kecukupan ruang, ventilasi, dan penerangan tidak masuk dalam kategori yang sesuai.

"Yang masih perlu kita perbaiki adalah kategori rumah yang tidak layak huni lagi sekitar 1.300 unit. Dari aspek kesehatan seperti fisik bangunan, kesesuaian ruang, ventilasi dan penerangan tidak layak huni," katanya.

Dikatakannya, berdasarkan data DPKP Cimahi, jumlah rumah di kota tersebut mencapai sekitar 575.519 unit yang dihuni oleh 124.000 jiwa.



Diperkirakan yang tidak memiliki rumah di kota Cimahi hingga tahun 2023 kurang dari 187.858 dari total kepala keluarga (KK) yang tercatat di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kota Cimahi 10.

"Masyarakat yang tidak memiliki rumah biasanya masih tinggal bersama orang tuanya dan memiliki pemondok," katanya.

Bagi keluarga yang belum memiliki rumah, kata Endang, pihaknya memiliki rumah susun sederhana (rusunawa) yang bisa disewa sementara oleh warga hingga memiliki rumah.



" Bagi yang belum punya rumah, kalau ada flat, kita suruh mereka tetap di flat sampai punya rumah," katanya.